Ketika
Cinta tak lagi Membahagiakan, ketika berat memilih iya ato tidak, ketika sulit
untuk menetukan bertahan ato melepaskan,,ketika mulai terasa sakit yg
menggrogoti senyum indah ku, ketika,,ketika,,ketika,, banyak ketika yg muncul
di dalam perut raksasa pikiran ku, sekarang q hanya mampu menertwakan diriku sendiri
dengan sebutan sibodoh yg malang,
Berawal
dari lahirnya aku dengan kecacatan maya, hati yg katanya tempat Tuhan berdiam
diri dalam keadaan yg memprihatinkan, hati yg berlampang gumpalan darah beku
berwarna merah kehitaman itu tidak terbalut sempurna denagn kulit ari tipis
ciptakaan yang maha kuasa, ku sadari tepatnya 4 tahun yang lalu ketika ku
menemukan mahluk sepertiku yang juga terlahir dengan kecacatan hati… bagian
hati yg berfungsi untuk mengerti dan memahami itu yang tak lengkap…kesadaran ku
akan keadilan Tuhan sangat peka, itu yang membawa ku pada kemampuan mengembangkan
konsep kecerdasan (Kognitif), q berhasil
memampukan kinerja pikiran ku sama persisi dengan kinerja hati yg utuh, saling
mengerti dengan pikiran, awalnya hanya ku terapkan dengan mahluk sesama ku, dia
lah manusia yang bukan manusia yg pernah ada namun tak terdeteksi keberadaannya…
Beberapa
Tahun terlalui hidup seperti manusia normal dengan keutuhan hati, mengungkapkan
cinta dengan pikiran, mencintai dan menghianati cinta dengan pikiran takkan
meninggalkan bekas luka, ku sudah melakukannya, sangat indah….
Disini
lah bukti Tuhan itu nyata dan ku sadari setiap hidup bkan lah milik kehidupan
tp milik tuhan, keadaan dalam hidup ku bukan berasal dari pikiran ku, diusia
yang ke 17 ntah dari mana datang pengertian yang tiba2 mendarah daging di darah
dan daging ku, jasmaniku sangat mengakui bahwa cinta adalah sentuhan, mulai
mengamati setiap perkembangan dalam diriku, pertumbuhan detak jantung saat
melihat lawan jenis,terbesit untuk memaksakan diri menjadi manusia utuh, ini
lah kebutuhan biologis yg gak ku pahami sampai saat ini…
Kesibukan
ku akan pengamatan atas diri ku, ternyata mematikan cinta dipikiran ku mambuat
mahluk kecintaan pikiran ku juga mengalami kematian yg sekarang ku sebut
kepergian tak berpulang, kesediahan, ketidak relaan, ketakutan, menjadi satu
dan tertuang dari bagian tubuh yang dimampukan Tuhan menjadi alat pencari
pengetahuan ternama “Mata” tuangan itu ku sebut Keringat mata ku…
Pembelajaran
yang tak pernah ku pelajari selama q jalani wajib belajar 12 Tahun adalah
ketika ku yakin bahwa tuangan yg ku sebut keringat mata ku yang merupakan
penyatuan kesedihan, ketidak relaan, ketakutan bukan hasil kenerja pikiran ku
tapi itu hasil hati, Aku yang sngat paham apa2 saja yang bisa dihasilkan
pikiranku, wlo pun q sudah multifungsikan pikiran ku juga sebagai hati ku…
KU
simpulkan bahwa kepergian tak berpulang
mahluk kecintaan pikiran ku itu membuat hati ku Utuh,,dan aku adalah Manusia
nyata dengan pikiran dan hati ku yg utuh, terlalu memaksimalkan peran hati itu
lah penyesalan ku saat ini,,ku mencintai belahan jiwa ku dengan hati yang
sebenarnya cacat,, logika ku lumpuh, konsep kecerdasan pikiran ku merangkak karnanya,
4 kali lipat arti kesedihan dan rasanya sudah ku telan, mungkin saatnya kematian
berada digiliran ku, kecintaan pikiran ku membawa ku pada dunia kecintaan hati
yg luar biasa indah, yang tak terbesit saat itu adalah ternyata kecintaan hati
memiliki batas yang tidak jelas,,keberadaan hati ku berbeda, hati ku cacat tp
cinta yg lahir krnanya sngat sempurna, kau q pilih sebagai belahan jiwa krna
hati q berhasil meracuni pikiran ku,, kau manusia yg ku cintai bukankah hati mu
utuh,,,pahami dan mengertilah keadaan hati ku…
Terabith
Rosemaya Monika Aritonang with Heni Ocfriana Sibarani