Kamis, 23 Agustus 2012


Ketika Cinta tak lagi Membahagiakan, ketika berat memilih iya ato tidak, ketika sulit untuk menetukan bertahan ato melepaskan,,ketika mulai terasa sakit yg menggrogoti senyum indah ku, ketika,,ketika,,ketika,, banyak ketika yg muncul di dalam perut raksasa pikiran ku, sekarang q hanya mampu menertwakan diriku sendiri dengan sebutan sibodoh yg malang,
Berawal dari lahirnya aku dengan kecacatan maya, hati yg katanya tempat Tuhan berdiam diri dalam keadaan yg memprihatinkan, hati yg berlampang gumpalan darah beku berwarna merah kehitaman itu tidak terbalut sempurna denagn kulit ari tipis ciptakaan yang maha kuasa, ku sadari tepatnya 4 tahun yang lalu ketika ku menemukan mahluk sepertiku yang juga terlahir dengan kecacatan hati… bagian hati yg berfungsi untuk mengerti dan memahami itu yang tak lengkap…kesadaran ku akan keadilan Tuhan sangat peka, itu yang membawa ku pada kemampuan mengembangkan konsep kecerdasan  (Kognitif), q berhasil memampukan kinerja pikiran ku sama persisi dengan kinerja hati yg utuh, saling mengerti dengan pikiran, awalnya hanya ku terapkan dengan mahluk sesama ku, dia lah manusia yang bukan manusia yg pernah ada namun tak terdeteksi keberadaannya…
Beberapa Tahun terlalui hidup seperti manusia normal dengan keutuhan hati, mengungkapkan cinta dengan pikiran, mencintai dan menghianati cinta dengan pikiran takkan meninggalkan bekas luka, ku sudah melakukannya, sangat indah….
Disini lah bukti Tuhan itu nyata dan ku sadari setiap hidup bkan lah milik kehidupan tp milik tuhan, keadaan dalam hidup ku bukan berasal dari pikiran ku, diusia yang ke 17 ntah dari mana datang pengertian yang tiba2 mendarah daging di darah dan daging ku, jasmaniku sangat mengakui bahwa cinta adalah sentuhan, mulai mengamati setiap perkembangan dalam diriku, pertumbuhan detak jantung saat melihat lawan jenis,terbesit untuk memaksakan diri menjadi manusia utuh, ini lah kebutuhan biologis yg gak ku pahami sampai saat ini…
Kesibukan ku akan pengamatan atas diri ku, ternyata mematikan cinta dipikiran ku mambuat mahluk kecintaan pikiran ku juga mengalami kematian yg sekarang ku sebut kepergian tak berpulang, kesediahan, ketidak relaan, ketakutan, menjadi satu dan tertuang dari bagian tubuh yang dimampukan Tuhan menjadi alat pencari pengetahuan ternama “Mata” tuangan itu ku sebut Keringat mata ku…
Pembelajaran yang tak pernah ku pelajari selama q jalani wajib belajar 12 Tahun adalah ketika ku yakin bahwa tuangan yg ku sebut keringat mata ku yang merupakan penyatuan kesedihan, ketidak relaan, ketakutan bukan hasil kenerja pikiran ku tapi itu hasil hati, Aku yang sngat paham apa2 saja yang bisa dihasilkan pikiranku, wlo pun q sudah multifungsikan pikiran ku juga sebagai hati ku…
KU simpulkan bahwa kepergian tak  berpulang mahluk kecintaan pikiran ku itu membuat hati ku Utuh,,dan aku adalah Manusia nyata dengan pikiran dan hati ku yg utuh, terlalu memaksimalkan peran hati itu lah penyesalan ku saat ini,,ku mencintai belahan jiwa ku dengan hati yang sebenarnya cacat,, logika ku lumpuh, konsep kecerdasan pikiran ku merangkak karnanya, 4 kali lipat arti kesedihan dan rasanya sudah ku telan, mungkin saatnya kematian berada digiliran ku, kecintaan pikiran ku membawa ku pada dunia kecintaan hati yg luar biasa indah, yang tak terbesit saat itu adalah ternyata kecintaan hati memiliki batas yang tidak jelas,,keberadaan hati ku berbeda, hati ku cacat tp cinta yg lahir krnanya sngat sempurna, kau q pilih sebagai belahan jiwa krna hati q berhasil meracuni pikiran ku,, kau manusia yg ku cintai bukankah hati mu utuh,,,pahami dan mengertilah keadaan hati ku…

Terabith Rosemaya Monika Aritonang with Heni Ocfriana Sibarani