23 MARET 2014
_____Malam ini aku masih bermain dengan imajinasi, tak ada malam yang terlewati tanpa bayangan indahmu, bayangan yang aku gambar dengan spesifikasi tertentu, berat dan tinggi yang ideal, tidak terlalu menyesakkan, tidak terlalu kosong, ukuran yang pas dalam perasaanku, aku membebaskanmu untuk datang padaku kapan saja, untuk menghampiriku dimana saja, malam ini kau datang dan mengajakku keluar dari kamar sesak ini, kau memberikan isyarat kepadaku untuk terus mengikutimu, sampai ditempat yang memang selalu menganaktirikanku, namanya keramaian, aku menarik tanganmu untuk tidak terlalu dekat kesana, aku cenderung tidak menginginkan keramian dibumi ini. Kau sangat mengenalku,kau tidak pernah memaksaku, ironisnya kau malah melepaskan genggam tanganku, kau semakin diantara keramaian itu, sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan kepadaku??? seketika hambar rasanya kenyataan ini, seperti aku sudah melewati semua ini sebelumnya, sekarang aku sedang disudut ini, dibalik keramaian yang menyamarkan keberadaanmu, aku duduk setengah berdiri masih ku lihat kau ada di antara keramaian malam itu , sesekali kau menoleh dan tersenyum pada ku, taukah kau betapa tebal ketakutan yang menghalangi panadanganku, aku takut kau seperti ikan emas yang tak lagi muncul dipermukaan air untuk menemani bawang putih menyuci dikali. Entah apa artinya kehadiran bayang-bayangmu itu, tapi setidaknya kesendirian ini tidak terlalu senyap, ada isi dari kekosongan yang sedang ku huni.
_____Hai
malam dan semua yang ada padamu, tahukan kalian, semua yang terjadi adalah
inginku aku meninggalkan keramaian untuk
bisa menikmati hidup yang dengan alam, malam itu aku melangkah seperti bocah
bodoh tanpa aku berfikir setiap langkah dalam gelap adalah malapetaka, menoleh kebelakang dan masih saja percik keramaian mengena di telingaku, sesekali sisa-sisa
sorot lampu masih menyilaukan mataku, seperti cara alam memperkenalkanku pada
gelap. Terus melangkah menjauh dari bias
keramaian yang tak pernah menyediakan tempat untuk ku, yang semakin jelas
adalah gema langkah kaki yang kadang berisik
oleh sampah-sampah kemasan dan mengundang ketakutan. Semakin ku berjalan
keujung gelap semakin tak kurasakan keberadaanmu, apa kau masih diantara mereka??? Hah !! aneh sekali, apa kau jenis
bayangan yang menyukai keramaian?? Mengapa
kau tidak menyusulku? aku merasa benar dengan kebisaan kali itu, aku tidak
ingin kembali kesana untuk menemuimu, aku akan terus menjauh, sampai aku tak lagi
bisa menerka dari mana arah matahari akan terbit pagi nanti.
____Angin
malam semakin menujukan jati dirinya, aku masih bisa melihat dinginnya
sekalipun sangat gelap, mulai ku peluk diriku sendiri, mengelus kedua lenganku dengan kedua telapak tanganku secara
berlawanan, sesekali ku hembuskan nafas diantara telapak tanganku, aku berusaha
mengeluarkan kehangatan dari dalam diriku, aku ingin menghabiskan malam itu
disini, aku ingin tidur bersandar pada lembutnya kesunyian, aku menyatu dengan
tanah sebagai tempat tidur yang kokoh, rupanya
keberadaanku adalah objek baru bagi mereka, bergantian nyamuk mengemis darah
padaku, sebagian ku berikan dengan tulus dan membiarkan mereka terbang dengan
perut buncit mereka, sebagiannya lagi ku berikan lalu ku bunuh sebagai
gantinya, sebagiannya yang lain ku bunuh sebelum mereka mengisapku, sebagian yang
terakhir ku biarkan hidup sebelum pada
akhirnya aku membunuhnya.
_____Malam ini, sepertinya ketakutanku setengah
terwujut kau tak muncul lagi karna kekesalanku, rindu yang biasanya mendeteksi
keberadaanmu pun tak ada dalam hatiku, ku biarkan semua berkecamuk dalam
pikiranku, aku terduduk, kemudian terbaring begitu berulang-ulang, aku hilang
akal untuk sadar mengapa aku disini jika tanpa bayangmu juga, pikiranku bukan
pikiran yang rendah hati dan suka mengalah, aku sering terjebak dalam air mata
dan membiarkan kelemahanku terapung-apung “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak”
aku menjerit meninggalkan kesunyian berlari keearah dari mana aku datang, aku
masih ingin melihatmu disana, jangan menghilang sebelum aku datang______aku sampai
disudut itu lagi...ku lihat...................tidak ada sesuatu pun lagi. ku tarik
seluruh rambutku, ku gigit bibir bawahku, keringat memandikanku malam ini____ dan ku
biarkan kenyataan perlahan menggerogoti jiwaku.