Jumat, 09 Mei 2014

Ayahanda, 09 Mei 2014

Aku sedang diantara banyak ketakutan yang tumbuh disekitar kebahagiaanku, Persentasi kemunculannya sama dengan jumlah tarikan nafas ku tiap harinya, sebelum pada akhirnya aku yakin untuk menemuimu, aku sudah melewati fase menyakitkan tidak menemuimu. Aku sangat mengerti siapa aku dari sudut pandang manapun,diawal pertemuan aku sudah mempersiapkan mental untuk membiarkanmu berlalu jika itu yang seharusnya. Berapa lama waktu yang ku butuhkan untuk aku melupakanmu saat itu juga sudah ku pikirkan, aku sedang belajar melakukan hidup dengan tidak banyak memberontak, mengetahui dan membiarkanmu menikmati bagian hidupmu yang sulit ku pahami khususnya kau dengan banyak perempuan berpengalaman yang kau bilang sebagian dari popularitasmu, aku akan percaya-percaya saja untuk tiap-tiap hal yang kau pikir layak kau sembunyikan. aku satu dari orang dewasa disekitarmu yang membebaskan caramu untuk berbahagia, sampai akhirnya kau tau harus berbahagia dengan cara yang bagaimana. Aku juga ingin kau melakukannya untuk ku.

ironisnya saat ini keadaan menjadi jauh lebih buruk, aku mencemburuimu seperti orang tak punya aturan, aku malah berharap kau mengerti kebutuhanku seperti orang yang tak punya otak, aku berandai-andai seperti tak ada lagi batas  imajinasi, bodohlah kau seandainya kau berfikir aku perempuan pintar yang hidup dibalik kata-kata, lumrah kan saja aku melihatmu dengan kenormalan perempuan dewasa, aku minta persetujuan nalurimu sebagai manusia yang pernah menginginkan orang lain selain dirimu sendiri untuk menyayangimu, aku tidak akan memperkosa jiwa mu hahahahahahahahaha J Tadi malam aku mulai berbahasa rasa denganmu_gak usah sok polos kau, jangan pura-pura gak tau kau_ sotung ku antukkan kepalaku ini kebatu. disituasi tertentu aku bisa mengendalikan ketakutan berlebih ini, disisi lain mentalku terkunci karena bahasa rasa kita yang mungkin tidak sama. Ku pikir siapapun tak usah terlalu egois untuk menyesali perbedaan, tidak semua hal tak sama layak dipandang berbeda, menjadi lebih realistis, melakukan hidup seperti menikmati roti_sepotong demi sepotong.

Kau harus tahu !!!
Beberapa dari sebagian orang dibumi ini menjadikan hidup sebagai celengan ayam atas kepingan koin yang sengaja diasingkan dari uang-uang kertas, tak perlu ku jelaskan konotasi kalimat ini, dengan sendirinya kau akan tersenyum atau tertawa karna kau mengerti.  saat itu juga kau harus ingat kau berhutang satu ciuman untuk ku. Hahahahahahahahahahahaha aku sangat menyukai kebebasan dimanapun_kapanpun hanya saja aturan-aturan didunia ini bukan bentuk kesepakatan yang memperhatikan kepentingan-kepentingan. Aturan membabi buta dimana-mana dan kapan saja seperti ahli bidik. ini yang membuat aku seperti koin terasing dalam celengan ayam,kasih aku pengertian lain atas kebebasan,yang terterima akal dan lebih religi, aku menginginkannya sejak 8 Tahun yang lalu_untuk kesekian kalinya aku katakan, aku butuh inspirasi untuk memberanikan diri. Kata genit yang kerap kau bilang untuk ku itu bagian ketidaktahuanmu yang liar, makanya beberapa kali ku ajak kau menikah, biar kau tahu aku tidak layak untuk kata sifat itu, aku perempuan yang dididik keadaan untuk lebih menghargai hal-hal milik pernikahan, percayalah !!!! J J J J