Jumat, 02 Oktober 2015

PERISTIWA DIBALIK 17 BULAN YANG LALU

Satu setengah tahun yang lalu atau tepatnya 17 bulan yang lalu, aku mengakhiri satu hubungan rusak yang terjalin hampir 4 tahun. Tepatnya pada paskah 2014. Entah setan apa yang merasuk kedalam hidup ku saat itu, harus membuatmu terkurung mungkin masih sampai saat ini dan gak tau kapan kau akan membuka jendela dan melihat cahaya bumi yang berganti setiap hari sepanjang waktu, Hari ini tujuan ku bukan untuk mengingat atau mengungkit apa pun lagi, justru ingin menjelaskan semuanya untuk diriku sendiri, untuk kau yang merasa terlibat, semoga…..atau seharusnya sejak saat itu kau belajar memandang hal-hal baru dalam hidupmu, tapi semoga dengan tulisan ini kita lebih mengerti. Ku pikir belum terlambat.

Yang namanya gelap itu gak ada, yang ada cuma kekurangan cayaha, seandainya kadar cahaya waktu itu tepat, pasti kita masih melihat pemandangan yang indah sampai saat ini. Mungkin letak permasalahannya ada pada rasa takut. Dari awal aku merasa seperti ada sesuatu yang dipaksakan. Dimulai dari kesalahan-kesalahan kecil yang selalu kita ributkan, begitu berlarut-larut, kemudian saling memaafkan sebelum pada akhirnya mengungkit kembali kesalahan-kesalahan itu. Lanjut lagi dengan keharusan-keharusan yang kita buat-buat. Sangat tidak masuk akal tapi harus dilakukan sama halnya dengan yang pertama, juga berlarut-larut sampai pada tahun keempat. Rasa takut saling meninggalkan karna merasa banyak yang sudah dikorbankan selama hubungan berlangsung.

Harusnya rasa sebuah hubungan pacaran itu ringan untuk dibawa kemana-mana, bukan justru seperti rasa saat kita pacaran. Tanpa kita sadari kita adalah beban untuk satu sama lain. Hanya saja saat itu kita masih saling percaya simplenya aku percaya kau memaafkan ku setiap kali aku melakukan kesalahan begitu sebaliknya. Dan disatu ujung waktu. Ku ingat…ku ingat…ku ingat….ku ingat all about us sampai benar-benar tidak ada artinya lagi.

Perntanyaannya “ kenapa setelah empat tahun aku baru bisa merasakan hubungan ini tidak ada artinya?” jawaban sederhananya adalah selama ini kita sama-sama merasa tepat untuk melakukannya” dan sejak 17 bulan yang lalu salah satu diantara kita merasa ini sudah tidak tepat lagi.

Sekarang dunia akan terus berputar, cahaya bumi akan terus berganti, jika gelap itu masih terasa untukmu, berniatlah untuk berjalan dan mulai mencari tempat-tempat bercahaya, lepaskan matamu membelangak liar dan menemukan sesuatu yang baru yang lebih indah. Karna aku sudah melakukannya. Aku sudah lebih 5 kali jatuh cinta dengan orang lain.

Ayo lakukan lah 

Kamis, 01 Oktober 2015

KERESAHAN DISETIAP SENTIMETER WAKTU

Haruskan setiap keserasahan bertajuk religi?? it is Twenty two

1st October 2015, Tahun ini entah kenapa aku ngerasa kayak "times flies too fast", jauh terlalu cepat dari biasanya, seperti ada sesuatu yang salah disistem perputaran waktu. Semua berputar seperti tidak ada jeda, aku butuh perlambatan. Jadi ingat sebuah film orang dewasa judulnya “Fourty (40)” menceritakan tentang seorang wanita dewasa yang satu decade lagi akan masuk zona menopause. Sepatah kalimat dalam film itu “when you are fourty, it is like a wink of an eye you will on ninty and then you die”. but it is Twenty Two not Fourty

It was mad late, 272 hari berproses tanpa sadar, dan 92 hari tersisa entah akan diapakan, entah akan diisi dengan apa? Sejak lulus SMA, Rutinitas yang 4 tahun terakhir belum membuahkan kebaikan apapun, bukan artinya gagal, tapi buah dalam tanda kutip itu belum ada, atau belum saatnya ada. rasanya banyak hal yang seharusnya dilakukan justru terlewati begitu saja, padahal aku sangat paham, leter, sometimes it will never, entahlah dengan semua ini. 

Sebut saja dunia orang dewasa, setiap sentimeter jarak pandang ditemukan masalah untuk dituntaskan, rasanya warna ruang dalam tempurung kelapa mulai buram karna 190.000 sel otak padam atau meredup setiap harinya, banyak hal berkecamuk seperti awan hitam ganas bergumpal menerobos lapisan ozon dan tertumpah kebumi. seketika......

Katanya kita harus punya " sikap bodo amat terhadap sesuatu" untuk hidup lebih bahagia, Iya!! maka Kondisi terburuknya adalah ketika "sikap bodo amat" berlarut-larut menerabas dan we just let all thing runs out without value. Satu hal yang aku rasakan adalah menjadi orang dewasa itu tidak mudah. Rasanya aku ingin kembali ke usia dimana aku memaknai hujan sebagai wahana permandian yang seru dan satu-satunya, masa dimana kemampuan terbaikku adalah menangis, dengan menangis aku bisa mendapatkan apa yang aku ingikan seperti kasih sayang, pelukan, hiburan termasuk barang-barang yang aku inginkan dan banyak hal lainnya, dengan menangis aku bisa mengungkapkan semua perasaan, baik marah, lapar, haus, sakit, bahkan rasa tidak suka atau menolak sekalipun. Dengan menangis aku bisa belajar, seperti pertama kali menyadari bahwa air mata berasa asin kemudian menelan berkali-kali. Pertanyaannya adalah tidakkah ada satu kesempatan untuk itu terulang lagi?

Ditengah-tengah keresahan ini tiba-tiba aku ingat temanku seorang penikmat kopi, sementara aku tidak paham rasa kopi barang setetes pun. Kami beteman walaupun tidak saling kenal. Katanya “kebahagiaan penikmat kopi yang sudah dewasa cuma ada disebuah coffee shop. karna dari secangkir kopi kita bisa belajar banyak hal. Kopi bukan tentang rasa manis, tapi Hitam dan Pahit yang selalu rindu untuk dinikmati berulang-ulang” analogi yang cukup kritis ku pikir tidak banyak orang yang paham ini.